Anohana



Sinopsis
Mengisahkan tentang 5 orang anak yang sewaktu kecilnya bersahabat, namun hubungan mereka merenggang sejak kematian salah seorang teman mereka, Meiko Honma (menma). Kelima orang itu menjalani kehidupannya masing-masing hingga suatu hari, Jinta Yadomi (yang dulunya adalah group leader kelompok mereka) bertemu dengan hantu Menma. Arwah Menma kembali karena ada keinginannya yang belum tercapai semasa hidup, namun ia lupa apa keinginannya sendiri. Arwah Menma pun meminta Jinta untuk membantu mencari tahu apa keinginan yang terlupakan itu dan mengabulkannya. Untuk itu, sekali lagi Jinta harus ‘mengumpulkan’ teman-temannya semasa kecil, yang mungkin bisa menjadi kunci dari keinginan Menma. Namun itu bukanlah hal yang mudah, karena baik Jinta maupun keempat sahabat masa kecilnya itu memiliki lembaran masa lalu yang tidak ingin mereka ungkit lagi. Terlebih mengenai Menma. Salah satu alasan yang membuat hubungan mereka berlima merenggang.
Meskipun agak terkesan aneh, tapi yang ingin saya tekankan mengenai anime ini adalah bahwa sebenarnya cerita Ano Hana sangat realistik. Bisa dibilang, ini salah satu anime ter-realistik yang pernah saya tonton. Realistik disini, dalam artian reaksi dan emosi para karakternya. Semua begitu mengalir, tidak dibuat-buat, dan masuk akal menurut saya. Konflik batin karakter dan sebagian besar yang terjadi dalam alur cerita  sangat mungkin terjadi di dunia nyata. Anime ini memberikan suatu pelajaran tentang hidup, makna keberadaan seseorang, kompleksnya perasaan manusia, betapa sayangnya orang tua kepada anak, rasa kehilangan, penolakan / denial, kejujuran, keberanian mengakui dan menerima diri sendiri, keegoisan, penyesalan, dan cinta.
Meskipun pengungkapannya berbeda-beda, kelima tokoh dalam cerita ini memiliki kesamaan yang pasti: sama-sama terikat dengan masa lalu yang menyakitkan, lari dari kenyataan, dan tidak mau mengakuinya. Menganggap bahwa pilihan hidup yang mereka jalani baik-baik saja, menganggap masa lalu itu tidak pernah ada walaupun pada kenyatannya bagian dari masa lalu itu terus menghantui, jauh di lubuk hati mereka. Saya sangat menyukai konflik saat setiap tokoh dipaksa jujur terhadap perasaan mereka sendiri dan bagaimana setiap tokoh pada akhirnya menghadapi perasaan mereka dengan caranya masing-masing. Ketika setiap tokoh akhirnya menyadari, bahwa bukan hanya diri mereka sendiri yang merasakan beban yang sama.

Comments